
contoh rasullah ahklak dan moral yang baik. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Idealisme keindahan moral pada generasi muda..
Masih adakah anak muda yang bermoral dan berahlak baik? Rasanya hampir lenyap di jiwa para generasi muda kita.Pertama moral dan berakhlak kepada orang tua.apakah kita sudah bermoral kepada orang tua?hhmmm.terkadang kita membantah dan adu argument dengan orang tua dan mengeluarkan perkataan yang membuat orang kita marah dan sakit hati nya.padahal orang tua kita lah yang berjasa paling banyak terhadap hidup kita.Ridho nya orang tua ridho ALLAH.Seharus nya sikap kita terhadap orang tua itu lemah lembut,dan selalu tersenyum jika orang tua kita menyuruh.bukan nya malah memaki orang tua.Itulah gambaran moral generasi muda yang kebanyakan melawan orang tua. Pendidikan agama Islam adalah tolak ukur menjadikan insan yang berakhlak dan bermoral tinggi. Dengan pendidikan agama islam menjadikan perdamaian yang saling menghargai atas kesadaran yang tumbuh dari dalam hati nurani. Apabila tidak bisa orang tua untuk mendidik anaknya mnjadi anak yang teladan, akan mengakibatkan anak tak mau patuh terhadap orang tua, dan ingin selalu menang sendiri dan bermain ugal-ugalan dijalanan, dan mengakibatkan tindakan kekerasan yang kerap terjadi seperti belakangan ini yang melibatkan remaja, misalnya tawuran sesama pelajar dikarnakan dengan permasalahan sepele yang memicu aksi tawuran. Peristiwa tawuran yang kerap terjadi antar pelajar dikota-kota besar, seperti di jakarta
Dalam pergaulan
Ada yang bilang klo anak muda tidak mabok dan minum itu tidak gaul.Haruskah seperti itu.Oh tentu tidak.Minuman keras adalah bapak nya kejahatan,dalam keadaan mabuk orang bias melakukan perbuatan yang melanggar hokum Negara maupun hukum agama,dengan mabuk orang bisa berzinah. budaya yang datang dari luar dan tidak sesuai dengan budaya bangsa kita semakin menggerus jati diri bangsa. Kita juga merasakan akhir-akhir ini prilaku remaja kita semakin parah dan kian menghawatirkan saja. Dewasa ini sering kita jumpai remaja yang memiliki pola hidup tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang dibawa oleh baginda Rasuluulah S.a.w. Pada umumnya, remaja semakin tertarik dengan pola hidup hedonisme yang dianut oleh orang-orang barat, yaitu kecintaan yang sangat terhadap dunia fana ini. Mereka hanya menginginkan kenikmatan-kenikmatan sesaat hidup di dunia ini. Betapa tidak, banyak diantara masa muda mulai dari cara berpakaian yang mengikuti trend yang cenderung mempertontonkan aurat, pergaulan bebas, ‘pacaran’, tawuran, minum minuman keras, menonton gambar/video yang tak patut ditonton, berjudi, narkoba, balapan liar, dan tindakan kriminal lainya.
Perkembangan Agama pada Remaja
Dari sudut pandangan individu yang beragama, agama adalah sesuatu yang menjadi urusan terakhir baginya. Artinya bagi kebanyakan orang, agama merupakan jawaban terhadap kehausannya akan kepastian, jaminan, dan keyakinan tempat mereka melekatkan dirinya dan untuk menopang harapan-harapannya.
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan, sebagaimana dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan biasanya memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.
Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
Oleh karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan kognitif terhadap perkembangan agama selama masa remaja ini.
Salah satu area dari pengaruh agama terhadap perkembangan remaja adalah kegiatan seksual. Walaupun keanekaragaman dan perubahan dalam pengajaran menyulitkan kita untuk menentukan karakteristik doktrin keagamaan, tetapi sebagian besar agama tidak mendukung seks pranikah.
Oleh karena itu, tingkat keterlibatan remaja dalam organisai keagamaan mungkin lebih penting dari pada sekedar keanggotaan mereka dalam menentukan sikap dan tingkah laku seks pranikah mereka. Remaja yang sering menghadiri ibadat keagamaan dapat mendengarkan pesan-pesan untuk menjauhkan diri dari seks.
Remaja masa kini menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak dengan dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara agama.
Para ahli umumnya (Zakiah Daradjat, Starbuch, William James) sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat di bagi dalam tiga tahapan yang secara kulitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
1. Masa awal remaja (12-18 tahun) dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan sebagai berikut:
a. Sikap negatif (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatannya.
b. Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
c. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic(diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.
2. Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini:
a. Sikap kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelanh dewasa.
b. Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.
c. Penghayatan rohaniahnya kembali tenanh setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.
Menurut Wagner (1970) banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosial dan intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerimanya secara begitu saja. Mereka meragukan agama bukan karena ingin manjadi agnostik atau atheis, melainkan karena ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.
Hubungan antara Perkembangan Moral dan Agama
Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang. Tapi harus diingat bahwa pengertian tentang agama, tidak otomatis sama dengan bermoral. Betapa banyak orang yang mengerti agama, tapi moralnya merosot. Dan tidak sedikit pula orang yang tidak mengerti agama sama sekali, tapi moralnya cukup baik.
Oleh sebab itu, seorang peneliti ilmu jiwa agama harus mempelajari pula dinamika dan perkembangan moral, supaya dapat memahami bagaimana peranan agama dalam moral, dan agama itu dapat menjadi pengendali moral. Kita akan melihat betapa erat hubungan agama dengan ibadah-ibadah dan moral. Untuk lebih jelas, dapat kita lihat sangkut paut keyakinan beragama dengan moral remaja terutama dalam masalah-masalah berikut :
1. Tuhan sebagai Penolong Moral
Tuhan bagi seorang remaja adalah keharusan moral, pada masa remaja itu, Tuhan lebih menonjol sebagai penolong moral, daripada sandaran emosi. Andaikata kadang-kadang pikiran pada masa remaja itu berontak dan ingin mengingkari wujud Allah, atau ragu-ragu kepadanya, namun tetap ada suatu hal yang menghubungkan dengan Allah yaitu kebutuhannya untuk mengendalikannya moral.
2. Pengertian Surga dan Neraka.
Kebanyakan remaja memikirkan alam lain, bukanlah untuk tempat senang-senang atau tempat siksaan jasmani, akan tetapi sebagai lambang bagi pikiran pembalasan atau lambing kebahagiaan yang ingin dicapainya dan terlepas dari kegoncangan remaja yang tidak menyenangkan itu.
3. Pengertian tentang Malaikat dan Setan.
Mereka sadar betapa erat hubungan setan dengan malaikat itu dengan dirinya,mereka menyadari adanya hubungan yang erat antara setan dengan dorongan jahat yang ada dalam dirinya, dan hubungan dengan malaikat dengan moral dan keindahannya yang ideal, demikian pula hubungan surga deengan ketentraman batin dan kekuasaan yang baik, juga antara neraka dengan ketenangan batin dan hukuman-hukuman atas dosa.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. (2010). Makalah Perkembangan Moral dan Keagamaan Remaja. [Online]. Tersedia: http://www.kosmaext2010.com/makalah-perkembangan-moral-dan-keagamaan-remaja.php. [3 Maret 2011].
Darajat, Zakiah. (1976). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya.
Yusuf, Syamsu. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya
No comments:
Post a Comment